Indonesia dan Kamboja menggagas paket wisata Candi Borobudur dan Angkor Wat, untuk menarik kunjungan wisatawan kedua candi terkenal di dunia tersebut.
"Ada gagasan untuk membangun kerjasama pariwisata, paket tur misalnya paket Angkor Wat dan Borobudur," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Phnom Penh, Rabu, menjelaskan hasil kunjungannya ke Kamboja pada 28 Februari - 1 Maret 2006.
Dalam kunjungannya ke Kamboja, Presiden antara lain melakukan kunjungan kehormatan kepada Raja Kamboja di Throne Hall, Preach Tineang Tevea Vinichhay, Istana Raja.
Presiden juga menerima kunjungan kehormatan Ketua Senat Chea Sim, Ketua Parlemen Norodom Ranaridh, dan PM Kamboja Hun Sen.
Kompleks percandi Angkor Wat adalah daerah wisata andalan Kamboja untuk menyedot turis. Candi tersebut merupakan salah satu candi terindah di dunia. Sementara itu Candi Borobudur adalah candi terbesar di dunia, yang juga banyak menyedot banyak turis. Keduanya merupakan candi agama Budha.
Jika paket wisata tersebut prospektif termasuk juga dengan mempertimbangkan transportasinya maka turis diharapakn akan ramai mengunjungi keduanya candi tersebut, kata Presiden.
Untuk mewujudkan paket tersebut, Presiden memerintahkan menteri-menteri teknis untuk menindaklanjuti gagasan tersebut. "Saya minta Jero Watjik (Menneg Budaya dan Pariwisata) untuk menindaklanjuti," kata Presiden.
Presiden mengatakan, selain masalah pariwisata, kunjungannya ke Kamboja juga membicarakan investasi dan perdagangan.
Dalam masalah perdagangan, Kamboja minta agar neraca perdagangan yang masih defisit bagi Kamboja dapat dikurangi. Presiden berharap perdagangan kedua negara dapat ditingkatkan sambil mencari peluan ekspor yang dapat dilakukan oleh masing-masing negara.
Sementara itu mengenai kerjasama investasi, Presiden hanya mengatakan bahwa investasi di Kamboja cukup baik seiring perkembangan ekonomi di negara tersebut.
Pada bulan Juli 2006, katanya, akan dilakukan pertemua komisi bersama kedua negara untuk menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut.
Sementara mengenai kerjasama pertahanan dan keamanan, Presiden mengatakan bahwa Kamboja banyak ikut dalam diklat militer di Indonesia. Selain itu ada pelatih Indonesia yang melatih di Kamboja.
"Kita sepakat melanjutkan kerjasama yang membuahkan hasil yang positif," kata Presiden.
"Ada gagasan untuk membangun kerjasama pariwisata, paket tur misalnya paket Angkor Wat dan Borobudur," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Phnom Penh, Rabu, menjelaskan hasil kunjungannya ke Kamboja pada 28 Februari - 1 Maret 2006.
Dalam kunjungannya ke Kamboja, Presiden antara lain melakukan kunjungan kehormatan kepada Raja Kamboja di Throne Hall, Preach Tineang Tevea Vinichhay, Istana Raja.
Presiden juga menerima kunjungan kehormatan Ketua Senat Chea Sim, Ketua Parlemen Norodom Ranaridh, dan PM Kamboja Hun Sen.
Kompleks percandi Angkor Wat adalah daerah wisata andalan Kamboja untuk menyedot turis. Candi tersebut merupakan salah satu candi terindah di dunia. Sementara itu Candi Borobudur adalah candi terbesar di dunia, yang juga banyak menyedot banyak turis. Keduanya merupakan candi agama Budha.
Jika paket wisata tersebut prospektif termasuk juga dengan mempertimbangkan transportasinya maka turis diharapakn akan ramai mengunjungi keduanya candi tersebut, kata Presiden.
Untuk mewujudkan paket tersebut, Presiden memerintahkan menteri-menteri teknis untuk menindaklanjuti gagasan tersebut. "Saya minta Jero Watjik (Menneg Budaya dan Pariwisata) untuk menindaklanjuti," kata Presiden.
Presiden mengatakan, selain masalah pariwisata, kunjungannya ke Kamboja juga membicarakan investasi dan perdagangan.
Dalam masalah perdagangan, Kamboja minta agar neraca perdagangan yang masih defisit bagi Kamboja dapat dikurangi. Presiden berharap perdagangan kedua negara dapat ditingkatkan sambil mencari peluan ekspor yang dapat dilakukan oleh masing-masing negara.
Sementara itu mengenai kerjasama investasi, Presiden hanya mengatakan bahwa investasi di Kamboja cukup baik seiring perkembangan ekonomi di negara tersebut.
Pada bulan Juli 2006, katanya, akan dilakukan pertemua komisi bersama kedua negara untuk menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut.
Sementara mengenai kerjasama pertahanan dan keamanan, Presiden mengatakan bahwa Kamboja banyak ikut dalam diklat militer di Indonesia. Selain itu ada pelatih Indonesia yang melatih di Kamboja.
"Kita sepakat melanjutkan kerjasama yang membuahkan hasil yang positif," kata Presiden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment