Ada trik khusus mengendarai sepeda tinggi, keseimbangan. Cara memarkirkan kendaraan ini pun berbeda dari sepeda biasa. Pengemudi harus membalik sepedanya dengan posisi stang di bawah dan roda di atas. Karena tidak ada pabrik khusus yang memproduksinya maka pemilik bebas mendisain sepeda sekehendak hati. Untuk pemuda Yogya, sepeda biasanya hasil modifikasi sepeda bekas.
Meski menggunakan sepeda bekas, biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit. Pemilik perlu merogoh uang sekitar Rp 300 ribu hingga satu juta rupiah untuk mewajudkan imajinasinya menjadi kenyataan. Satu lagi hal yang kerap diabaikan para pengendara sepeda tinggi, keselamatan. Lantaran mementingkan gaya, tak jarang dari mereka mengalami cidera. Prisipnya, toh, ala bisa karena biasa.
Komunitas penggemar sepeda tinggi di Yogyakarta sendiri muncul dalam setahun terakhir. Dan, komunitas sepeda tinggi di Indonesia, baru eksis di Yogyakarta saja. Sekarang, kelompok ini telah memiliki sekitar 40 sepeda tinggi. Cita-cita komunitas ini sederhana, melestarikan budaya bersepeda dengan sensasi berbeda.
=))
BalasHapus