Belakangan Anda mungkin sering bingung oleh sikap si dia yang berubah drastis. Ia yang biasanya rajin melempar candaan garing, kini berubah jadi pendiam. Entah kenapa dia juga sering sewot. Ada saja yang dia kritisi. Apakah karena ada perempuan lain?
Aduh, jangan berpikir negatif dulu, dong. Bisa jadi dia sedang depresi dan butuh bantuan Anda. Coba perhatikan apakah dia menunjukkan tanda-tanda di bawah ini:
1. Gampang Naik Darah
Ia yang Anda kenal sebenarnya orang yang sabar, namun belakangan emosinya sering kali tidak terkendali. Ia gampang naik darah, disenggol sedikit saja emosinya langsung meledak.
Misal, ia mulai suka mengobral kalimat cacian saat mengemudi di jalan. Disalip mobil lain ia langsung memaki, terjebak macet dia marah-marah. Anda juga sering kena semprot, padahal Anda tidak berbuat salah. Berbagai hal penting sampai tidak penting jadi sasaran tembak kemarahannya.
2. Suka Mengeluh Capek
Biasanya ia selalu bersemangat menemani Anda jogging. Tapi belakangan, jangankan diminta menemani berolahraga, diajak jalan-jalan saja ogah. Alasannya, lagi capek nih.
Stamina yang letih, mudah capek dan kurang bergairah melakukan aktivitas yang sebelumnya diminati, adalah pertanda jelas dia sedang dilanda depresi.
3. Jadi Lemot
Cara berpikirnya menjadi lamban. Sering kali Anda minta apa, eh dia memberikannya lain. Anda minta air putih, eh dia malah membawakan majalah.
Ia juga berubah jadi pelupa, sampai-sampai dia sering lupa meletakkan kunci mobilnya. Pikirannya kacau, sehingga konsentrasinya terganggu dan sukar memutuskan atau memecahkan permasalahan.
4. Insomnia
Ia sering mengeluh tidak bisa tidur alias insomnia. Dan ini terjadi hampir setiap malam.
Penderita depresi biasanya memang sukar mengawali tidur. Rata-rata dalam waktu 10-30 menit orang normal sudah bisa tertidur, ia membutuhkan waktu berjam-jam. Tidurnya juga tidak pulas, banyak bermimpi buruk, dan gampang terbangun di tengah malam. Kalau sudah terbangun, biasanya dia akan sulit untuk memulai tertidur lagi.
Akibatnya, dia selalu mengawali hari dengan wajah dan stamina lesu.
5. Nafsu Makan Berkurang
Nafsu makannya berkurang. Padahal, dia tidak sedang diet. Gangguan pola makan sebenarnya berbeda pada setiap orang. Kebanyakan memang ditandai dengan hilangnya nafsu makan dan jajan, sehingga mengakibatkan berat badan turun.
Tapi bisa juga terjadi, nafsu makannya justru bertambah, yang mengakibatkan berat badannya membengkak. Karena itu tolok ukur apakah seseorang terkena depresi atau tidak bukan karena gemuk atau kurus, tapi keluarnya pola makan seseorang dari pola normal.
6. Lebih Sensitif
Ia yang tadinya cuek belakangan jadi berubah sensitif dan mudah tersinggung. Berbicara dengannya, Anda kudu hati-hati, karena ucapan Anda bisa saja dianggap menyerang dirinya.
Orang yang depresi memang senang sekali mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Sehingga sering terjadi peristiwa atau ucapan yang di mata orang lain biasa saja dipandang berbeda olehnya, bahkan disalahartikan.
7. Gampang Putus Asa
Ia sering mengeluh sebagai pria yang tidak berguna. "Semua yang saya lakukan nggak ada artinya, hidup saya sia-sia," begitu keluhnya pada Anda.
Setiap hari hanya merenungi nasibnya yang tidak beruntung. Perasaan ini muncul karena ia merasa dirinya sebagai orang gagal, terutama di bidang atau di lingkungan yang seharusnya ia kuasai.
8. Rendah Diri/Tidak Pede
Kepercayaan dirinya merosot. Ia selalu ragu dan jadi tidak punya nyali menghadapi setiap persoalan. Hal ini disebabkan karena ia selalu memandang sesuatu dari sisi negatif, termasuk dalam menilai diri sendiri. Ia kerap membandingkan dirinya dengan orang lain. Ia menganggap orang lain lebih berhasil, lebih kaya, lebih sukses. Tanpa disadari pikiran-pikiran negatif ini menggerogoti pede-nya.
9. Jadi Pendiam dan Tertutup
Ia cenderung menutup diri dari pergaulan sosial. Pulang kerja langsung pulang ke rumah. Hubungan dengan teman-temannya praktis terputus. Pokoknya ia kurang bergairah mengambil bagian dalam aktivitas yang dilakukan bersama orang lain. Ia lebih senang mengurung diri di rumah.
10. Kurang Bergairah
Ia tidak lagi sehangat dulu. Ia seakan tidak tertarik lagi pada sejumlah kegiatan seks. Tidak ada lagi pelukan hangat dan sentuhan-sentuhan yang biasa ia lakukan.
Jika ini terus berlangsung, risiko yang paling ditakuti dari gejala ini menurunnya gairah untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan.
Jika lima dari gejala di atas terlihat pada dirinya, bisa jadi dia memang mengalami depresi. Anda dapat membantunya dengan berada di sisinya untuk menghibur.
Kalau tingkat depresinya tinggi, ajaklah berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. [INILAH.COM]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment