Peristiwa itu berawal saat salah satu dari teman kosnya ketahuan membuka situs ikhwan online yang terdapat gambar Syekh Ahmad Yasin dan menempelkan gambar Syeikh Ahmad Yasin, pendiri gerakan Hamas pejuang Palestina di tembok.
Mengetahui hal itu, Kepolisian Mesir langsung menangkap mahasiswa Indonesia. "Setelah ditangkap, mereka disiksa dan ditelanjangi selama tiga hari dalam tahanan sejak 28-30 Juni 2009 lalu," kata Raudhatul Firdaus, adik salah satu korban bernama Faturrahman kepada wartawan, Jumat 3 Juli 2009.
Padahal, kata Raudhatul polisi hanya mencari Ismail Nasution, mahasiswa Indonesia asal Tapanuli Selatan, yang selama ini dianggap banyak berteman dengan orang Mesir.
"Namun saat pengerebekan di kos, Ismail tidak berada di tempat, dan keempat temannya yang menjadi sasaran penangkapan," tutur Raudhatul.
Setelah ditangkap, mata mereka ditutup dan dibawa ke penjara. Sesampai dikantor keempat mahasiswa diinterogasi dengan kaki diikat. Bahkan kabarnya mereka sempat disentrum dan ditelanjangi.
Tiga dari empat mahasiswa tersebut berasal dari kabupaten Rokan Hulu, Riau yakni Faturrahman adik kandungnya, Arzil dan Tasrih Sugandi. Sedangkan Ahmad Yunus berasal dari Kecamatan Bangun Purba, Sumatera Utara.
Dikabarkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir dikabarkan sudah menemui empat mahasiswa Indonesia yang di tahan Kepolisian Mesir.
"Saya mendapat kabar dari adiknya (Faturrahman) yang berada di Mesir melalui telpon, kalau pihak KBRI sudah menemui empat mahasiswa itu," kata Raudhatul kepada VIVAnews.
Namun, hingga kini belum asa respon jelas dari pihak KBRI apa tindak lanjutnya. Keempat mahasiswa Indonesia masih ditahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment